Peningkatan kompetensi mutu lulusan dapat dipenuhi dengan penerapan model pembelajaran Teaching Factory. Dalam Grand Design Teaching Factory SMK(Kemendikbud : 2016), Teaching Factory didefinisikan sebagai suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi (barang/jasa) yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di Iduka serta dilaksanakan dalam suasana seperti di lingkungan Iduka, dalam pelaksanaannya menuntut kemitraan pihak Iduka serta dukungan Pemerintah Daerah, orang tua murid, masyarakat serta pihak-pihak terkait lainnya.

Implementasi program peningkatan kualitas lulusan SMK dapat melalui penerapan konsep Teaching Factory, mengingat tujuan utama program ini adalah untuk melakukan transfer lingkungan produksi/jasa di industri ke dalam ruang praktik di kelas. Kehidupan produksi/jasa yang sesungguhnya sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran berbasis aktivitas nyata dari praktik industri setiap harinya. Konsep ini juga menekankan pendidikan yang lebih demand oriented, membekali para peserta didik dengan karakter kewirausahaan (entrepreneurship) dan melibatkan Iduka sebagai mitra utama.

Hubungan kerjasama antara SMK dengan Iduka dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan berdampak positif untuk meningkatkan kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi win-win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan sinkronisasi dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja. Teaching Factory memiliki nilai strategis pada pendidikan dan pelatihan kejuruan dalam meningkatkan daya saing lulusan institusi kejuruan seperti SMK di pasar tenaga kerja tingkat lokal maupun nasional bahkan regional, karena mempunyai mekanisme yang selalu mengikuti perkembangan industri yang sangat cepat.

Semua kompetensi keahlian di SMK Motivasi Insani telah memiliki unit produksi serta telah menjalin kerja sama yang baik dengan Iduka. Pada Bulan Oktober Tahun 2019, SMK Motivasi Insani mulai mengembangkan unit produksi untuk kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) menjadi konsep Teaching Factory. Tetapi penerapan konsep tersebut belum secara menyeluruh karena beberapa faktor, salah satunya adalah karena adanya pandemi Covid19. Pada Maret 2020 Teaching Factory yang bernama “Movinmart” tersebut ditutup sementara atas pertimbangan area lingkungan sebagian besar peserta didik dan guru selaku pengelola Teaching Factory masih dalam wilayah PSBB. Walaupun penerapan Teaching Factory baru berjalan beberapa bulan, tetapi manfaat yang diterima sekolah sangat besar terutama dalam hal rekruitmen. Hal tersebut mendorong SMK Motivasi Insani untuk dapat menerapkan Teaching Factory untuk semua kompetensi keahlian di masa mendatang, dengan jasa atau produk yang relevan serta memiliki brand nama masing-masing kompetensi keahlian.

          Pada pengembangan tahun ini, Teaching Factory yang akan diterapkan adalah pada kompetensi keahlian produksi dan siaran program televisi, dimana penerapannya akan mencakup beberapa aspek berupa implementasi kurikuler harus sesuai atau melebihi kebutuhan pembelajaran, serta implementasi bisnis harus bersifat operasional, mengarah pada kesejahteraan dan re-investasi. Maka proyek ini mempunyai visi bukan sekedar bisnis tetapi pembelajaran sesuai industri. Target yang ingin dicapai pada penerapan Teaching Factory di SMK Motivasi Insani ini adalah untuk:

  1. Membekali para peserta didik dengan karakter kewirausahaan (entrepreneurship) dan melibatkan Iduka sebagai mitra utama;
  2. Mempersiapkan lulusan menjadi tenaga kerja terampil sesuai kompetensi keahliannya;
  3. Mempersiapkan lulusan untuk terus belajar ke level yang lebih tinggi;
  4. Menunjukkan bahwa ‘learning by doing’ sangat penting bagi efektivitas pendidikan dan menumbuhkan kreativitas;
  5. Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan;
  6. Membantu siswa dalam praktik bagaimana menjalin kerja sama dalam dunia kerja yang aktual;
  7. Memberi kesempatan kepada guru untuk memperluas wawasan instruksional;
  8. Memberi kesempatan kepada guru untuk membangun “jembatan” instruksional antara kelas dengan dunia kerja;
  9. Membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi peserta didik belajar.

          Konsepsi dasar Teaching Factory adalah “Factory to Classroom” yang bertujuan untuk melakukan transfer lingkungan produksi di industri secara nyata ke dalam ruang praktik. Kehidupan produksi yang nyata sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pengajaran yang berbasis aktivitas nyata dari praktik industri pada setiap harinya. Pengembangan Teaching Factory akan dikembangkan dan diterapkan pada seluruh kompetensi keahlian dimasa mendatang. Semoga SMK Motivasi Insani dapat mencapai rencana tersebut.